Sabtu, 13 Juli 2013

Logo Gratis, Logo Murah, Logo Mahal

Untuk cara order dan pricelist, silahkan klik disini  
Produk-produk desain kami (klik di nama produk): Logo | Brosur | Company Profile | Cover buku | Stationary | Kemasan Produk | Tshirt | Banner | Poster | Kalender dinding | Map | Layanan Premium  
___________________________________________________________________________

Penulis : Admin
Logo terbaik tidak didesain asal-asalan

Beberapa hari terakhir, ada beberapa wacana di beberapa milis tentang logo murah, bahkan minta logo dengan "gratis". Bagi mereka yang bisnis utamanya di bidang ini bisa jadi ada yang agak mengurut dada. Sebab sama saja dengan kita menjual produk lalu di lelang dengan harga yang "sesuai mekanisme pasar" atau bahkan minta produk kita "digratiskan".

Sebenarnya, apakah kulitas logo bisa tergantung dengan harga? Hmm...

Sebuah proses pembuatan logo yang benar setidaknya melewati beberapa tahap : riset awal dan analisis, proses pembuatan logo (konsep, sketsa, eksekusi di komputer), riset akhir & revisi/review.
Pada riset awal dan analisis, kita akan mempelajari secara mendalam segala hal tentang logo yang akan dibuat tersebut, mulai dari masalah yang dihadapi perusahaan/brand tersebut, siapa segmen market yang dituju, karakter produk/jasanya, hingga siapa saja kompetitornya.

Pada proses pembuatan logonya, kita mulai melihat hasil analisis di langkah pertama, mengkomparasi bentuk-bentuk yang memungkinkan serta melakukan percobaan beberapa bentuk visual yang mewakili. Biasanya pada tahap ini digunakan sketsa pensil. Sketsa ini diperlukan agar bisa didapatkan sebanyak mungkin potensi bentuk dari logo tersebut. Sebab ketika kita bekerja dengan pensil dan kertas, filter kita hanya otak dan pensil tersebut. Jika menggunakan langsung komputer, kita akan memiliki banyak filter mulai dari program, software sampai dengan mouse, yang akan memperlambat aliran ide.

Setelah sketsa-sketsa pensil itu didapatkan, mulai di analisis lagi, mana bentuk dasar yang akan dikembangkan menjadi desain logonya. Tahapan berikutnya adalah memasukkannya ke komputer. Bisa dengan di scan atau langsung di eksekusi di software komputer tersebut. Dari sini dihasilkanlah beberapa logo yang akan direkomendasikan.

Apakah perjuangan sudah selesai? Belum... KIta masih harus menganalisi ulang, apakah rekomendasi-rekomendasi yang dihasilkan sudah sesuai dengan brief dan tujuan awal? Apakah bentuk-bentuk yang dihasilkan sudah pernah ada yang menggunakan? Apalagi (jangan sampai terjadi), ada yang sama persis...
Pada sebuah rumah desain/design agency profesional, tahap diskusi/analisis awal dan akhir biasanya dilalui dengan diskusi tim. Semua tim akan memberi masukan, melakukan brainstorming dan diskusi yang mengarah kepada sebuah solusi yang akan direkomendasikan.

Ketiga tahap besar tersebut (riset/analisis awal, proses desain, review/analisis akhir), bisa jadi sangat panjang. Sebab memang logo yang ideal haruslah merupakan solusi atas permasalahan yang dihadapi perusahaan itu. Logo yang ideal haruslah bisa memberi solusi jangka panjang. Misalnya, logo itu harus mengakomodasi kemungkinan perusahaan tersebut akan berkembang dan memiliki unit-unit usaha baru. Logo yang ideal harus mewakili seluruh entitasnya, menjadi pemersatu visual atas visi-misi, cita-cita jangka panjang, hingga value yang dimiliki dan akan ditawarkan kepada konsumen.

Lalu bagaimana dengan judul tulisan ini? Dan apakah harga menentukan kualitas? Jawabannya memang bisa iya, bisa nggak... Kok bisa? ya bisa saja. Misalnya, katakanlah kita menyerahkan pembuatan desain logo kita ke seorang mahasiswa DKV "yang belum komersil". Ia melakukan 3 proses tersebut dengan ideal, dan memberikan harga jasa yang sangat murah. Maka bisa jadi logo yang kita dapatkan menjadi ideal. Karena bisa jadi tujuan dia bukan uang. Tujuan utama dia adalah portofolio. Bisa jadi uang yang dia korbankan lebih banyak dari yang dia dapat... Tetapi dia tidak memperdulikan itu, sebab memang bukan itu tujuannya.

Bisa juga logo kita diserahkan kepada semuah rumah desain yang memberi harga "lumayan", yaaah cukup buat beli motor baru atau mobil second. Tetapi semua proses tersebut dijalankan dengan baik. Maka insya Allah kita juga akan mendapatkan logo yang insya Allah ideal. Sebab memang uang tersebut untuk membayar seluruh cost dalam pembuatan logo ideal tersebut (ingat bahwa sebuah perusahaan selalu memiliki overhead cost per bulannya).

Celakanya, kalau logo kita diserahkan kepada desainer freelence, mahasiswa desain/DKV atau mungkin design agency dan memberi harga murah, tetapi tahapan-tahapan itu tidak dilakukan dengan baik. Maka kemungkinan logo yang dihasilkan tidak ideal. Kalau pun bisa ideal, maka itu relatif untung-untungan. Tidak ideal disini bukan berarti tidak bagus secara visual ya. Bisa juga bagus, tetapi minim, salah, atau kurang tepat dalam pemaknaan.

Pada akhirnya, semua kembali kepada anda, seberapa besar kita menghargai logo perusahaan/brand kita, seberapa besar pula budget yang akan kita alokasikan. Sebab logo adalah "wajah" perusahaan/brand kita. Tampilan visual yang mewakili perusahaan/brand kita. Tampilan visual simbolik tentang bagaimana perusahaan/brand kita ingin dipersepsikan konsumen.

Tipsnya, kalau punya dana cukup, lebih baik hire-lah design agency profesional. Atau jika tidak cukup dana, carilah desainer freelance profesional (bisa dilihat salah satunya dari portofolionya) yang masih "mengumpulkan portofolio", biasanya masih mau dengan harga murah. Tetapi ya biasa, "ono rego ono rupo", dari tingkat kestabilan, kerja tim tentu biasanya memberikan hasil yang lebih baik daripada kerja perorangan. Tim/orang dengan pengalaman tinggi biasanya akan memberikan hasil lebih stabil dari mereka yang baru mencoba. Sekali lagu, semua tergantung anda...

Satu hal yang agak mengganjal biasanya adalah masalah "specwork", lelang desain... Tetapi mungkin akan dibahas di lain kesempatan, soalnya agak panjang juga dimensi pembahasannya...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar